Kamis, 15 April 2010

chapter #001


"okana!, tungguin , aduh, capek tau X("
“ayo dong, masa gitu aja udah lemes?"
aku, okana itsuka,, biasa dipanggil okana. ini teman 1 kampusku,kim  hanee,  dia berasal dari korea selatan .
aku dapat beasiswa ke jepang. Begitu juga hanee.
Umurku sekarang adalah 19 tahun. Aku lahir tahun 88. Sama dengan hanee.
Hanee dan aku dipindah ke korea, kami melanjutkan sekolah disana.
“okana, aku udahan ya. Capek…”  gerutu hanee.
“yah, yaudah deh, kita duduk dulu.”
Saat ini, aku sedang lari pagi dengan hanee di desanya. Sebuah desa yang kecil namun indah.  Aku tinggal dirumahnya yang kebetulan dekat dengan sekolah..  Sebenarnya, aku ingin tinggal sendiri di kos, tapi hanee memaksaku tinggal bersamanya.
“okana, kamu kan bukan di jepang lagi…., kamu ganti nama aja? Nama korea…” seru hanee
“nama korea ya….”
Aku berpikir sebentar…, nama korea…, hmm… aku bingung.
“harus ada marganya hanee?” tanyaku.
“iya, misalnya sepertiku, kim hanee, choi, lee, cho, hwang, han, dsb” jawabnya.
Kim, choi, lee, cho, hwang, han…, kurasa han adalah nama yang bagus. Tinggal panggilannya. Kurasa, karena aku bukan berasal dari sini, aku ingin nama el rii senghyun, han el rii senghyun.
“han el rii senghyun…, menurutmu bagaimana?” tanyaku.
“nama yang unik untuk orang korea. Tapi tak apa.., bagus kok.”
Jadi mulai sekarang namaku adalah el rii. Maksudku, hanya selama di korea, kalau aku ke jepang, namaku kembali lagi ke okana.
“el rii, pulang yuk?” ajak hanee yang sepertinya ingin membiasakan diri dengan nama baruku.
“iya. Udah siang ya…., waktu cepat sekali berlalu…”
kami menelusuri jalan pulang. Selama perjalanan, kami mengobrol mengenai banyak hal. 15 menit kemudian, kami sampai dirumah. Hanee membuka kunci pintunya lalu kami masuk.
“aku mandi duluan ya…” kata hanee.
“yaudah, aku ntar aja…”
Aku menatap jendela. Menikmati pemandangan hijau yang menyejukan. Diluar rimbun sekali. Meskipun sudah siang, di sini tetap sejuk karena para pohon. Andaikan, seluruh dunia seperti ini…
“oka…, eh, el rii. Mandi gih. Badanmu bau keringet.” Katanya setelah keluar dari kamar mandi.
Aku bergegas mandi…, setelah mandi, aku bicara sedikit pada hanee.
“hanee, menurutmu, aku bisa gak ya jadi penyanyi?” tanyaku padanya.
“bisa aja. Suaramu udah lumayan…, kamu bisa dance juga. Kalau kamu bisa bikin lirik lagu, lebih hebat lagi…” jawabnya menyemangati.
“oh, aku bikin lagu ini… tapi belum selesai. Judulnya “a brand new life”. Tapi… kayaknya aku ga bakat deh.”
“Coba nyanyiin.” Kata hanee.
Aku mengambil gitar, memainkan kunci kuncinya, dan bernyanyi…
“el rii, suaramu itu bagus lho! Kamu bakat jadi penyanyi! Beresin lagunya ya. Kalo udah selesai aku pengen denger.” Hanee berkomentar.
Besoknya, kami pergi sekolah.  Hari pertama sedikit menyibukan juga…, pulangnya, kami tidak langsung pulang. Kami pergi ke taman.
“hanee, lagu yang kemaren udah selesai…” kataku.
“wah, mana? Aku mau denger dong”
Aku mulai bernyanyi, hanee pun turut bernyanyi. Ternyata suara hanee juga bagus. Aku terkesan padanya. Tiba-tiba, ada yang meneriaki kami.
“HEI, KALIAN!!!”
Aku dan hanee kaget. Serempak, kami menengok kearah sumber suara tersebut. Orang yang tadi meneriaki kami berlari kearahku. Dia mengangkat tangannya seakan berkata tunggu.
“maaf tadi aku berteriak kepada kalian, annyeong” katanya sambil membungkuk.
“i..iya, ada apa?” Tanyaku.
“begini, aku tadi dengar kalian nyanyi, dan, kalian mau ga ikut audisi?” ajaknya.
“ audisi apa?” tanyaku lagi.
“JYP entertainment membuat sebuah girl band yang namanya the golitas. Karena suara kalian bagus, kurasa kalian harus ikut audisi..” jawabnya.
“oh, kita ikut audisi untuk menjadi k-pop star.” Kata hanee.
“betul. Kalian bisa dance?” Tanya orang itu.
“bisa..”
“bagus sekali, mungkin kalian adalah orang yang tepat.”
Kami dibawa ke gedung audisi. Kata hanee, banyak orang lain yang juga berbakat seperti kami mendaftar, namun mereka ditolak mentah mentah oleh juri. Aku jadi merasa down. Aku kan tidak punya bakat dibidang musik…
“tenang saja el rii, kau sangat berbakat. Bahkan, kau memiliki suara paling indah yang pernah kudengar.” Kata hanee menenangkan.
Kami sampai di gedung audisi. Begitu masuk, aku melihat banyak orang mengantri. Ekspresi muka mereka seperti hampir dijemput maut, tegang sekali. Tanganku ditarik oleh hanee mengikuti orang itu.
“kalian tunggu disini ya.” Pesannya.
Aku dan hanee berada di depan pintu audisi. Semua orang melihat kami. mereka berbisik mencurigakan. Tak lama kemudian, pria tadi keluar ruangan.
“diantara kalian siapa yang mau masuk duluan?” tanyanya.
“aku” jawab hanee.
“hanee…., kamu yakin?” tanyaku.
“tenang saja..” jawabnya.
Hanee masuk ke ruang audisi. Padahal dia yang masuk, tapi entah kenapa jantungku yang berdebar. Hanee kelihatan tenang sekali. 15 menit kemudian, hanee keluar dengan wajah cerah.
“hanee, bagai…” belum sempat bertanya, aku sudah ditarik kedalam.
Huwaaa, aku takut. Didalam, aku tidak berani menatap para juri, aku menunduk saja. Tiba-tiba, salah satu juri bicara padaku dengan suara yang menggelegar.
“tunjukan kemampuanmu.”
Reflex, aku menyanyi. Lagu yang kunyanyikan adalah lagu yang baru saja selesai kubuat. Aku takut sekali. Bagaimana kalau tiba tiba suaraku jadi aneh…
“lagu yang bagus, kau membuatnya?” Tanya salah satu juri.
“i..iya” jawabku.
“kau bisa dance kan?” Tanya mereka lagi.
“bisa..”
“kalau begitu, tunjukan!”
Seperti yang mereka minta, aku menunjukan gerakan gerakan terbaikku. Slah satunya adalah keahlianku, break dance.
“baiklah, kau boleh keluar” kata juri.
Aku langsung keluar dengan jantung berdebar. Keluarpun masih dalam ekspresi tegang.
“el rii, kita datang lagi kesini minggu depan, akan ada pengumuman siapa yang lulus audisi” kata hanee.
Kami berdua pulang ke rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar